Sebelum nya kita sudah menyimak kisah tentang Part 1. Luruskan Niat Hanya Kepada Allah. Bagi yang
belum menyimak silahkan membaca terlebih dahulu agar alur cerita nya bisa
saling mengikuti.
Satu-satunya alasan yang membuat ikhwan ini ingin menunda
rencana pernikahan ialah karena pekerjaan. Ya, pekerjaan. Sebenernya sudah
sejak lama sang ikhwan berfikir untuk resign dari pekerjaannya, selain karena memang
bukan passion nya, serta juga banyak faktor lain yang tidak bisa disebutkan
satu persatu
Pasti banyak yang mengira, ia merupakan ikhwan yang aneh
karena memutuskan resign dari kantor tanpa mempersiapkan pekerjaan barunya.
Apalagi di zaman sekarang ini mencari pekerjaan itu tidaklah mudah !!
Ya, memang dia ikhwan yang aneh. Tapi semua sudah
direncanakan dan diperhitungkan dengan baik oleh sang ikhwan. Ternyata ia punya
usaha sampingan online yang ingin ia bereskan terlebih dahulu manajemen,
system, dll agar bisa menjadi passive income dikemudian hari, karena memang ia
tidak akan berani menikah hanya mengandalkan usaha sampingannya ini.
Bermodalkan keyakinan kepada Allah, ia merencanakan fokus 2 bulan setelah
resign untuk membereskan side job nya tersebut. Ia merencanakan untuk kembali
bekerja dan proses menikah ketika bulan ke-3 setelah resign.
Yang menjadi pertanyaan ialah apakah semudah itu
merencanakan kapan bisa mendapatkan pekerjaan ?? sedangkan pada bulan ke-1
setelah resign bahkan sampai pertengahan bulan ke-2 ia sama sekali belum
berikhtiar mencari kerja !!!
Memang aneh ikhwan yang satu ini. Terlalu yakin kepada Allah
sampai-sampai tentang pekerjaan saja ia serahkan urusannya hanya kepada Allah.
Apakah ketika bulan ke-3 setelah resign Ia mendapakan
pekerjaan ? kita nantikan pada part terakhir cerita.
Kembali lagi ke pembahasan pernikahan…
Sang ikhwan melapor kepada mentor nya, sebut saja ust S
untuk menunda proses pernikahan karena mau fokus selama 2 bulan ini mengurusi
side job, dan Alhamdulillah ust S merestuinya.
Selang sekitar 20 hari setelah resign, tiba-tiba sang ikhwan mendapatkan sebuah pesan whatsapp dari bang T yang merupakan koordinator suatu organisasi pengamanan dimana sang ikhwan merupakan salah satu ‘prajurit’ beliau. Inti dari pesan tersebut ialah sang ikhwan mendapatkan tugas khusus dari beliau. Yang ada dalam benak sang ikhwan, tugas khusus tersebut berkaitan dengan sebuah pilkada, karena sebelumnya sang ikhwan ditugaskan untuk mengamankan pilkada sebuah daerah.
Lalu sang ikhwan memberanikan diri untuk bertanya kepada
bang T.
“Tugas apa ya bang ?” Tanya ikhwan.
“Agak pribadi akhi, Insya Allah ane bisa bantu meneruskan
niat antum.” Kata bang T
JEENG JEENG…..
Bagai petir di siang bolong,
Ternyata bang T diberitahu oleh bang H yang merupakan mentor
ikhwan sebelumnya, bahwa sang ikhwan ingin menikah. Sang ikhwan lupa tidak memberitahu
kepada bang H bahwa ia mau menunda pernikahan selama 2 bulan ini. Bang T ini
ternyata ingin memproses sang ikhwan dengan adik iparnya.
Pikiran sang ikhwan menjadi sangat kacau pada saat itu….
“Apa saja yang harus saya katakan ?”
“Bagaimana jika bang T bertanya tentang pekerjaanku ?”
“Bagaimana jika….bagaimana jika…bagaimana jika…. ?????”
Gumam sang ikhwan dalam hati.
Seketika ia langsung curhat kepada Allah dalam doa nya agar
diberikan jawaban terbaik apakah meneruskan atau tidak proses ini, karena
sesungguhnya semua ini diluar rencana yang telah sang ikhwan rencanakan.
Rencana ikhwan ingin proses nikah kembali pada saat bulan ke-3 setelah resign
kantor, sedangkan kejadian ini baru H+20 setelah resign dengan kondisi ia
sebagai ‘pengangguran’.
Selang beberapa saat, Allah menjawab doa sang ikhwan dengan memberikan kemantapan hati kepadanya untuk terus melanjutkan proses ini walaupun dengan berbagai macam resikonya.
Esok nya, bang T minta ketemuan dengan sang ikhwan di rumahnya untuk berbicara 4 mata tentang proses ini.
Apa saja yang terjadi selama pembicaraan itu berlangsung ?
Simak kisahnya dibawah ini
Part 3. Manusia Bisa Merencanakan, Tapi Allah yang Menentukan
Part 3. Manusia Bisa Merencanakan, Tapi Allah yang Menentukan
0 komentar:
Posting Komentar