Jaga Cintamu Untuknya

Pernikahan akan berkah jika selama proses engkau melibatkan Allah dalam segala tahapan taaruf.

Saling mendoakan dalam doa

Jodoh akan datang secara indah jika masing-masing diri senantiasa berdoa dalam doa.

Aku Cinta Kamu Karna Allah

Kita akan terus bersama jika bersama Allah, kita bisa berpisah jika tidak ada Allah dalam hatimu.

Seindah-indahnya skenario adalah skenario dari Allah

Percaya pada Allah dengan segala apapun hasil dari apa yang kita ikhtiarkan. Nikmati dan syukuri

Jangan Bersedih, Aku Akan Bersamamu

Bersabarlah menungguku, Insya Allah jika Allah mengizinkan aku akan menjagamu hingga akhir hayat.

Jumat, 21 April 2017

Tugas Liqoan Terakhir

Alhamdulillah, wassalatu wassalamu ala rasulillah amma ba’du

Tiada suatu kejadian yang Allah berikan, kecuali Allah pasti berikan ibroh dan hikmah di dalamnya, terutama bagi orang beriman yang senantiasa berpikir.

Percaya atau tidak, bahwa beberapa bulan terakhir Allah sedang mentarbiyah kita.

Allah untuk sementara menjadikan kita se-liqoan dan Allah sendiri yang menjadi ‘murobbi’ nya.

Bedanya, jika Allah yang menjadi murobbi,

Dia yang membuat materi, baik lewat perantara hambanya ataupun bisa juga Dia yang memberikan langsung kepada mutarobbi(ah) nya.

Dia juga yang membimbing ikhtiar apa yang harus dilakukan, Dia juga yang dengan sengaja membolak-balikan hati.

Ane menyebutnya untuk materi sekarang yang lagi Allah tarbiyahkan itu ialah bab pertama

Bab pertama ini Allah mengklasifikasikannya menjadi beberapa materi

Materi pertama, terjadi pada sekitaran bulan pertama.
Isi materinya itu Masya Allah, materi bulan pertama Allah isi dengan Nikmat, Nikmat dan Nikmat. Seolah-olah Allah ingin membuat kita nyaman dulu dalam satu liqoan sebelum Allah memberikan materi yang lain.

Materi kedua, terjadi pada sekitaran bulan kedua.
Pada saat ini lebih Masya Allah, materi yang Allah berikan sangat berbeda dengan materi yang pertama.
Materinya ialah SABAR dan IKHLAS.
Luar biasa dahsyat isi materi nya.
Yang lebih luar biasa lagi sebenernya, ibroh dan hikmah yang Allah berikan juga jauuuh lebih banyak dibandingan materi yang pertama.

Disaat ane pikir liqoan kita hanya berakhir sampe bulan kedua ini, tapi ternyata lewat perantara hambaNya, Allah masih ingin memberikan satu materi liqoan lagi dengan tema Doa, Keyakinan dan Harapan setidaknya sampai sebelum Ramadhan (Allah yang lebih tau tentang waktunya).

Entah ini materi terakhir untuk liqoan kita atau bukan, Hanya Allah yang tau.

Tapi yang jelas ane berharap kita bisa fokus ‘mengerjakan tugas’ barsama-sama untuk materi liqoan ini setidaknya sampai sebelum Ramadhan (Allah yang lebih tau tentang waktunya). Setelah itu, jika ingin fokus ke yang lain silahkan tafadhol.

Ane ingin menyamakan frekuensi terhadap tema yang Allah berikan ini.

Silahkan tonton sejenak video tentang rahasia doa nabi ayyub as yang banyak orang tidak tahu

Jika tidak bisa dibuka dibrowser, silahkan kunjungi ini https://www.youtube.com/watch?v=j9pnZIB4J6k

Agar semangat dalam berdoa
Jika tidak bisa dibuka dibrowser, silahkan kunjungi ini https://www.youtube.com/watch?v=MbCcGfVTdt8

Berikut cara ditolong Allah dengan cara yang ajaib
 
Jika tidak bisa dibuka dibrowser, silahkan kunjungi ini https://www.youtube.com/watch?v=22lihspJe5c

Cara mengubah takdir yang sudah tertulis ?
 Jika tidak bisa dibuka dibrowser, silahkan kunjungi ini https://www.youtube.com/watch?v=KZ08pLe5A-A

Kisah nyata takdir 'dikalahkan' doa
Jika tidak bisa dibuka dibrowser, silahkan kunjungi ini https://www.youtube.com/watch?v=bXZUbyVCQ6w

Video terakhir, semoga menjadi penyemangat melaksanakan tugas liqo ini
Jika tidak bisa dibuka dibrowser, silahkan kunjungi ini https://www.youtube.com/watch?v=n4zQPjrrLPY

Terkait dengan doa nya, ane berharap setidaknya ada 3 hal yang perlu disamakan frekuensi nya :
  1. Sebutkan spesifik waktu ‘sebelum Ramadhan tahun ini’ dalam doa nya. Agar Allah tidak ‘bercanda’ hingga berlarut-larut
  2. Dalam berdoa, usahakan jangan mendoakan diri sendiri, tapi juga doakan yang lain. Ini bermaksud agar meminimalisir Allah hanya mengijabah hanya satu orang saja diantara kita.
  3. Jika sebelumnya kita 'dilarang' untuk yakin akan keajaiban Allah, karena saat itu materi yang sedang dipelajari ialah ikhlas dan sabar. Tapi untuk materi sekarang, mau ga mau, suka ga suka justru 'dipaksa' harus yakin akan keajaiban Allah. Sampai kapan yakin nya ? sampai Allah mencukupkan materi doa, keyakinan dan harapan ini harus diakhiri.
Untuk bentuk doa nya seperti apa, Insya Allah yang menulis ini belum tentu lebih tau dibandingkan yang menyimak tulisan ini.

siap menikmati materi-Nya ?

Sejujurnya ane ga sabar menunggu 'ibroh dan hikmah' apa lagi yang Allah kasih jika menjalani materi ini.

Selamat menikmati dan mengerjakan tugas liqoan

Jazzakallah khair

Senin, 17 April 2017

Part 10. Ibroh dan penutup ikhtiar

Sebelum nya kita sudah menyimak kisah tentang Part 9. Allah Maha Pembolak-balik hati seseorang. Bagi yang belum menyimak silahkan membaca terlebih dahulu agar bisa mengikuti alur ceritanya.

Akhirnya kita berada di penghujung cerita. Kita bisa melihat bagaimana skenario Allah yang sangat luar biasa kepada sang ikhwan. Apa hasil yang terjadi pada akhirnya ??

ALHAMDULILLAH....
LUAR BIASA.....
ALLAHU AKBAR.....

Ternyata tidak terjadi terjadi apa-apa..hehe...ya tidak terjadi apa-apa.....
Allah masih tetap pada skenario nya...

Ternyata hidup itu tidak selamanya seperti kisah yang ada di sinetron. Disana biasanya sang sutradara memiliki skenario alur mulai dari
Pengenalan > Konflik > Klimaks > Anti Klimaks > Penyelesaian

Tapi tidak begitu di kehidupan nyata. Allah yang memiliki hak prerogatif mau sampai mana skenario nya dimulai maupun berhenti. Tidak ada manusia yang sanggup mengubah skenario Nya. 



Dari beberapa cerita sebelumnya, dapat diambil beberapa pelajaran (ibroh) darinya. Apa-apa yang baik dalam kisah ini tentu datang nya dari Allah, dan juga apa-apa yang tidak baik mohon jangan diambil karena itu memang karena kesalahan dan kekhilafan nya sebagai manusia yang tak luput dari salah dan dosa. Beberapa ibroh yang bisa kita ambil diantaranya...

Ujian itu pasti akan menimpa orang beriman
Allah akan meninggikan derajat orang beriman dengan memberikan cobaan sesuai dengan kemampuannya.  Dalam setiap fase kehidupan biasanya Allah akan memberikan cobaan.

Saat ingin masuk kuliah, ada yang diberikan cobaan tidak masuk ke perguruan tinggi favoritnya
Saat kuliah, ada yang diberikan cobaan mendapatkan dosen pembimbing yang killer
Saat lulus kuliah, ada yang diberikan cobaan susahnya mendapatkan pekerjaan
Saat ingin menikah, ada yang diberikan cobaan susahnya mencari jodoh
Saat sudah menikah, ada yang diberikan cobaan tidak memiliki keturunan
Saat bekerja, ada yang diberikan cobaan PHK
Saat tua, ada yang diberikan cobaan penyakit
Dan lain sebagainya

Yang terpenting ialah bagaimana menyikapi cobaan dari Allah menjadi hal yang positif.

Ya Allah mengapa engkau tidak memberikanku pekerjaan
Alhamdulillah, Allah akan segera memberikanku pekerjaan Insya Allah

Ya Allah mengapa engkau tidak pertemukan aku dengan jodoh ku
Alhamdulillah, Allah ingin melihatku berikhtiar lebih keras lagi untuk mendapatkan jodoh

Ya Allah mengapa engkau menguji ku dengan PHK
Alhamdulillah, Allah sedang mempersiapkan pekerjaan baru untuk ku

Ya Allah mengapa engkau memberikan ku penyakit ini
Alhamdulillah, Allah sedang menghapus dosa-dosa ku

Jika kita bisa berpikiran positif seperti ini, Insya Allah kita akan menikmati apapun cobaan yang Allah berikan.

Dalam menghadapi cobaan ini, Allah meminta kepada manusia untuk menjadikan kisah nabi ayub as sebagai teladan dan inspirasi atas segala macam ujian (QS 21:83-84). Nabi Ayyub as pada awalnya Allah berikan rizki yang melimpah, diberikan keturunan yang luar biasa (12 anak), serta semuanya sehat dan kuat. Lalu tiba-tiba Allah berikan cobaan hanya dalam 3 hari saja.

Pada hari pertama, Allah uji dengan semua ternak nya mati dan semua asset perkebunannya terbakar. Setelah itu apa yang terjadi ? Ternyata ibadah nabi ayyub as meningkat 2 kali lipat bukan malah menurun !!

Pada hari kedua, Allah uji dengan semua 12 anaknya wafat sekaligus. Ternyata ibadah nabi ayyub as malah meningkat lagi 2 kali lipat !!

Pada hari ketiga, Allah uji dengan penyakit yang tidak pernah dirasakan oleh kaum sebelumnya maupun kaum setelahnya

Bisa dibayangkan betapa berat cobaan yang dihadapi oleh nabi Ayyub as. Hingga ketika cobaan itu memasuki usia ke 7 tahun, istri nya memintanya agar ia berdoa kepada Allah agar disembuhkan dari penyakitnya.

Tapi apa kata Nabi Ayyub as ?
Malu rasanya, Allah sudah memberikan nikmat kepadaku selama 20 tahun. Nanti saja jika cobaan ini memasuki usia 20 tahun, baru aku akan meminta disembuhkan kepada Allah.

MASYA ALLAH……

Pantaslah Allah menjadikan nabi ayyub as sebagai inspirasi umat manusia dalam menghadapi cobaan dari Allah.

Jika kita simak kembali cerita sang ikhwan dan sang akhwat sejak awal cerita, berapa banyak nikmat yang Allah berikan kepada mereka ? berapa banyak cobaan yang Allah berikan kepada mereka ?
Ya, tentu nikmat Allah tidak sebanding dengan cobaan yang Allah berikan.

Perjuangkan jika ia pantas untuk diperjuangkan
Jika calon pasanganmu sekiranya dapat membantumu mencapai Surga-Nya, maka anda pantas untuk memperjuangkannya sampai ikhtiar terakhir selama tidak melanggar syariat Allah.

Jika ikhtiarnya sudah sampai batas terakhir ?
Silahkan coba ikhtiar lain yang masih bisa di ikhtiarkan, Insya Allah cepat atau lambat anda akan menerima skenario terbaik dari Allah

Jodoh kita sudah dituliskan di lauhul mahfudz
Percaya atau tidak, bahwa pertanyaan siapa jodoh kita sebenarnya sudah ada jawabannya di lauhul mahfudz

Tapi masalahnya, Allah tidak menyuruh kita mencari SIAPA nama yang tertulis disana (who). Tapi BAGAIMANA cara ikhtiar kita untuk mendapatkannya (How).  Jadi sudah jelas sekarang bahwa ternyata tugas kita ialah HOW bukan WHO.

Jika memang nama sang ikhwan dan sang akhwat tidak tercantum disana, itu tandanya walaupun sebesar apapun ikhtiar mereka berdua untuk berproses, Allah akan menghentikan proses tersebut dengan berbagai macam cara dan perantara sesuai kehendaknya. Sebaliknya,

Jika memang nama sang ikhwan dan sang akhwat tercantum disana, itu tandanya walaupun banyak rintangan menghadang selama proses ikhtiar yang mereka dilakukan, Allah akan punya caranya sendiri untuk tetap melanjutkan proses nya.


 
Penutup dari segala ikhtiar
Sadar bahwa sudah tidak ada ikhtiar apa-apa lagi yang bisa dikerjakan karena sudah mencapai batasnya, Akhirnya sang ikhwan berniat melakukan penutup ikhtiar yang selama ini sudah ia lakukan.

Dengan apa ?
Dengan tulisan…Ya tulisan…

Entah tulisan itu dibaca atau tidak, entah pesan yang disampaikan sang ikhwan sampai atau tidak, itu urusan Allah. Setidaknya sang ikhwan ingin memberikan pesan bahwa perjuangannya hanya bisa berhenti sampai sini. Hanya itulah ikhtiar terbaik yang bisa ia berikan. Ia tidak bisa terus-terusan mengharapkan keajaiban Allah datang. Tentu jika suatu saat keajaiban Allah datang, insya Allah ia tidak akan menolak. Terima kasih atas kesempatannya selama beberapa bulan ini.  Semoga kita semua yang menjejaki jalan dakwah, bisa dipertemukan dalam Surga Firdaus-Nya. Aamiin


Dikutip dari sang ikhwan

Lelaki pendosa yang sedang Allah tutup aibnya 

Part 9. Allah Maha Pembolak-balik hati seseorang

Sebelum nya kita sudah menyimak kisah tentang Part 8. Ikhtiar terakhir. Bagi yang belum menyimak silahkan membaca terlebih dahulu agar bisa mengikuti alur ceritanya

Setelah pertemuan ba’da shubuh dengan ust S itu, siang nya sang ikhwan dan bang T melaksakan persiapan pengamanan pendakwah internasional yang akan berdakwah disini. Sebenarnya acara dimulai ba’da isya, tapi untuk persiapan koordinasi pengamanan dimulai dari siang hari.

Di sela-sela persiapan itu, sang ikhwan berbisik kepada bang T.
“bang, kayaknya ane mau diskusi 4 mata sama antum, kira-kira antum ada waktu kapan ya” Tanya sang ikhwan

Sang ikhwan berpikir bahwa kemungkinan besar jawaban nya itu beliau ada waktu selang beberapa hari setelah acara ini. Hingga akhirnya, beliau menjawab….
“yaudah nanti pulang nya bareng ya goncengan, ane ga bawa kendaraan soalnya” jawab bang T
“oke siap, bang” ujar sang ikhwan

Ternyata pertemuan 4 mata tersebut lebih cepat dari prediksinya. Pengamanan acara baru selesai pukul 02.15 dini hari, setelah itu sang ikhwan dan bang T berjalan menuju tempat parkir.
“Gimana kabar antum akh ?” Tanya bang T
“ya begitu deh bang, Alhamdulillah” ujar sang ikhwan

Entah kenapa, sang ikhwan kepo ingin menanyakan kabar sang akhwat kepada bang T.
“Kalo akhwat, sehat bang ? tanya sang ikhwan

Hingga akhirnya bang T menceritakan keadaan sang akhwat kepadanya sejak kejadian ‘luar biasa’ hingga saat itu. Mendengar jawaban bang T, membuat sang ikhwan ikut bersedih. Tapi itu memang merupakan respon yang sangat wajar. Jangankan sang akhwat, sang ikhwan pun juga merasakan hal yang serupa. Maklum, mungkin itu sama-sama pengalaman patah hati pertama buat mereka.

Sampai percakapan itu sebenernya tampak biasa-biasa aja, hingga akhirnya Allah menuntun lidah bang T untuk mengucapkan sesuatu yang membuat hati sang ikhwan dari yang siap mengikhlaskan 100% menjadi “ngarep” lagi.

Apa itu ?

Bang T menceritakan dulu ketika ia proses dengan istri nya, sebenarnya beberapa pihak tidak setuju untuk tahap selanjutnya, tetapi sang istri tetep memperjuangkannya hingga akhir nya proses bisa 
berlanjut.



JEEEENG JEEEEENG

Dalam waktu kurang dari 24 jam, Allah membolak-balikan hati sang ikhwan dari yang susah move on, menjadi siap mengikhlaskan 100% hingga akhir nya susah move on lagi. Rencana yang awalnya hanya ingin mengucapkan terimakasih kepada bang T, berubah dalam sekejap.

“Yaa Allah…..Apa maksud dan tujuan-Mu membolak-balikan hatiku seperti ini ??” gerutu sang ikhwan dalam hati kepada Rabb nya

Seolah-olah Allah ingin menunjukkan lewat perantara bang T bahwa sebenarnya sebelum janur kuning melengkung, ternyata peluang itu tidak tertutup 100% (seperti yang sang ikhwan kira sebelumnya), tetapi masih ada peluang 0,0000000001% (Mustahil, kecuali ada kun fayakun dari Allah)

Percakapan ini diakhiri dengan pertanyaan sang ikhwan kepada bang T.
“bang, ane boleh ga ngirim pesan WA ke sang akhwat buat salam perpisahan?” Tanya sang ikhwan, karena takut jika itu termasuk melanggar syariat
“boleh saja akhi, tafadhol” jawab bang T

Aneh…..
‘Gara-gara’ ucapan bang T, sang ikhwan jadi memikirkan cara bagaimana kemajuan pengembangan lembaga quran sesuai keinginan sang wali, hingga ia membuat plan A, plan B bahkan fund raising nya juga dipikirkan oleh nya.

Beberapa saat kemudian sang ikhwan jadi merenung sejanak….
“Yaa Allah….kenapa tiba-tiba engkau membuatku memikirkan hal yang mustahil menurutku ??? gerutu sang ikhwan kepada Rabb nya

Memang saat di organisasi pengamanan itu, ia diajarkan untuk merencanakan dan mengatasi suatu keadaan disaat peluang sekecil apapun. Tapi itu tidak bisa dijadikan ‘hujjah’ bahwa ia harus memikirkannya, karena keadaan dan situasi yang berbeda…

Hingga akhirnya ada satu kondisi dimana ia berpositif thinking kepada Rabb nya.
“hmm..mungkin ini cara Allah membuat saya memikirkan memiliki lembaga quran sendiri lebih cepat dari yang saya rencakan” ujar sang ikhwan dalam hati

Ternyata sang ikhwan memang memiliki target jangka panjang memiliki lembaga quran sendiri. Seolah-olah Allah ‘memaksa’ ia memikirkannya jauh lebih dini dari target yang ia rencanakan.

Apakah Allah ingin sang ikhwan mengganti target jangka panjang memiliki lembaga quran sendiri menjadi target jangka menengah, atau bahkan menjadi target jangka pendek ? Wallahu’alam

Allah ternyata suka ‘bercanda’
Allah memang Maha Membolak-Balikan Hati seseorang…
Allah lah yang membuat seseorang dari galau menjadi tidak galau, dari tidak galau menjadi galau, dari yang bisa mengikhlaskan menjadi susah melepaskan, ataupun sebaliknya. Manusia tidak bisa berbuat apa-apa ketika Allah sudah berkehendak. Bahkan sangat mungkin Allah membolak-balikan hati seseorang di saat kondisi dan situasi yang kita pikir tidak mungkin Allah melakukannya.

Beberapa hari setelah ucapan bang T, sang ikhwan sebenarnya memiliki tugas dari ‘dakwah melingkarnya’ untuk menghafalkan salah satu surat dalam Al Qur’an, yaitu surat yang belum pernah ia hafalkan sebelumnya.

Tidak ada hal yang spesial ketika sang ikhwan menyelesaikan hafalan pada halaman pertama surat, tampak biasa saja. Tapi ketika sang ikhwan melanjutkan hafalan ke halaman berikutnya, tepatnya ayat ke 22, tiba-tiba Allah membuat sang ikhwan menjadi galau seketika….

Loh ? ko bisa baca ayat quran tiba-tiba jadi galau ?

Ternyata eh ternyata, dalam ayat tersebut disebutkan nama sang akhwat…..

JEEEENG JEEEENG…

Sebenernya biasa saja jika sang ikhwan saat itu hanya sekedar membaca quran, tapi jika ingin menghafalkannya, mesti ada pengulangan berkali-kali hingga bisa masuk dalam ingatan, bisa diulang 5x, 10x, 20x, 50x bahkan bisa 100x tergantung kemampuan seseorang dalam menghafal quran. Penyebutan berkali-kali itulah yang membuat tiba-tiba ia menjadi galau.

“Ah mungkin ini hanya kebetulan aja” gumam sang ikhwan dalam hati

Lalu beberapa hari kemudian ia melanjutkan hafalannya pada halaman berikutnya. Tampak biasa-biasa saja saat ia menghafal sampai pertengahan halaman, tapi tiba-tiba Allah membuatnya galau kembali saat ia menghafal ayat selanjutnya, tepatnya pada (QS 36:35) ada nama sang akhwat lagi disana

JEEENG JEEEEENG…..

“Allah becanda nya keterlaluan banget ini mah” senyum sang ikhwan dalam hati.

Tidak apa-apa para pembaca mengetahui siapa nama akhwat nya, setidaknya admin berhasil membuat anda membuka quran, hehe

Dari sini bisa kita lihat bahwa sebenernya rasa galau sang ikhwan itu bukan karena keinginannya sendiri karena sebelumnya ia sudah siap mengikhlaskannya 100%, tapi Allah mengirimkan perantara lewat bang T, bahkan ‘Quran’ agar sang ikhwan menjadi galau lagi.

Entah apa maksud dan tujuan Allah memberikan ujian galau ini.

Mungkin saja Allah ingin melihat bagaimana cara sang ikhwan menyikapi ujian…
Mungkin saja Allah ingin sang ikhwan galau lebih lama agar mental nya menjadi kuat ketika sudah melewatinya….

Wallahu'alam

Hingga akhirnya kita berada di akhir cerita.
Bagaimana ending dari kisah ini ? silahkan disimak baik-baik


Part 8. Ikhtiar terakhir

Sebelum nya kita sudah menyimak kisah tentang Part 7. Jawaban kejutan dari Allah. Bagi yang belum menyimak silahkan membaca terlebih dahulu agar bisa mengikuti alur ceritanya.



Pada hari disaat sang ikhwan Allah berikan perkerjaan padanya, malam nya ia mempunyai agenda untuk bertemu dengan bang T. Tapi pertemuan itu bukan lah pertemuan secara khusus antara mereka berdua, Mereka ada meeting dengan organisasi pengamanan untuk mempersiapkan pengamanan ulama Internasional yang akan menyampaikan dakwah nya di Indonesia.

Saat itu sang ikhwan berencana, selesai meeting ia ingin berbicara 4 mata dengannya hanya untuk mengucapkan terima kasih atas bantuannya selama ini. Walaupun hasil nya tidak sesuai dengan yang diharapkan, setidaknya bang T sudah banyak membantu proses sang ikhwan terutama dalam menjaga agar proses tersebut masih dalam koridor syariat islam.

Beberapa buah-buahan sudah sang ikhwan persiapkan untuknya sebelum berbicara 4 mata nanti. Rencana awal meeting tersebut dijadwalkan mulai pukul 20.00, tapi Qodarullah meeting tersebut menjadi molor hingga baru bisa dimulai sekitar pukul 21.30.

Apa akibatnya ?

Meeting pun selesai hingga larut malam. Tak terasa jam sudah menunjukkan lebih dari pukul 24.00. Hingga akhirnya sang ikhwan memutuskan untuk menunda pertemuan dengannya karena beliau terlihat tampak letih setelah memimpin meeting tersebut.

Pada artikel sebelumnya sudah kita simak bahwa sang ikhwan ingin melakukan’ikhtiar terakhir’.
Apa saja yang ia lakukan ?
Apakah berhasil ?

Semenjak pertemuan dengan sang wali saat itu, sang ikhwan belum ngobrol-ngobrol lagi dengan ust S hingga akhirnya 2 hari kemudian setelah meeting itu, ba’da salat shubuh ia janjian dengan beliau hanya sekedar ingin menyampaikan pendapat beliau tentang usaha ‘ikhtiar terakhir’ kepada sang wali.

Dalam benak sang ikhwan, ia ditolak karena masalah pekerjaan (berdasarkan percakapan whatsapp dari ust S). Hingga akhir nya ia memberanikan diri untuk mengatakan….

“Stadz, Alhamdulillah Allah sudah memberikan ana pekerjaan. Jika berkenan, boleh kah ana minta tolong sampaikan kepada sang wali tentang update pekerjaan ini ? Insya Allah jika tetap ditolak, ana siap proses dengan akhwat yang lain” ujar sang ikhwan mantap kepada ust S.

Ternyata jawaban ust S sangat di luar dugaan, ia justru mengatakan….
“akhi, sebenarnya yang menjadi penolakan sang wali kepada antum itu utamanya bukan karena pekerjaan, tapi karena keinginan beliau mendapatkan calon dengan background syariah yang bisa memimpin lembaga qurannya lebih baik lagi” ujar ust S

JEEEEENG JEEEEEENG

Sang ikhwan seolah-olah merasakan patah hati untuk kedua kalinya kala itu. Ia memang hanya lah seorang yang mempunyai background pendidikan umum. Hingga akhirnya ia berpikir ikhtiar nya sudah berhenti cukup sampai disini. Karena sangat tidak mungkin jika sang ikhwan harus mengambil pendidikan dengan background syariah terlebih dahulu, sedangkan ia ingin menyegerakan menikah.

Seketika itu Allah membuat hati sang ikhwan yang tadinya sama sekali susah move on, menjadi bisa mengikhlaskan sang akhwat dengan calon lain yang lebih baik dari dirinya.


Apakah kisah ini sudah selesai ? ternyata belum. Allah malah memberikan 'ujian' lainnya kepada sang ikhwan.
Bagaimana kisah nya ? mari kita simak bersama-sama
Part 9. Allah Maha Pembolak-balik hati seseorang

Part 7. Jawaban kejutan dari Allah

Sebelum nya kita sudah menyimak kisah tentang Part 6. Pertama kalinya bertemu sang wali. Bagi yang belum menyimak silahkan membaca terlebih dahulu agar bisa mengikuti alur ceritanya.

Feeling ust S yang mengatakan Insya Allah akan lanjut membuat hati sang ikhwan menjadi optimis. Tapi hati optimis sang ikhwan itu hanya bertahan selama 2 hari. Hingga akhirnya ust S mengirimkan whatsapp ke sang ikhwan:

“akhi, sang wali minta proses tidak dilanjutkan. Antum fokus dapatkan main job ya” ujar ust S saat magrib tiba

JEEEEEENG JEEEEEEENG

Hati sang ikhwan bagai tersayat-sayat melihat isi whatsapp dari ust S.

Dunia tiba-tiba menjadi gelap dalam pandangannya

Tatapannya menjadi kosong

Dia tidak sanggup berbicara kepada siapa-siapa kala itu.

Hingga akhirnya Allah menyadarkan pikiran kosongnya dengan berkumandang nya adzan isya. Sang ikhwan langsung bergegas ke masjid mengambil air wudhu dan segera melaksanakan sholat qobliyah isya. Dalam sujud terakhir sholat qobliyah nya, seolah-olah dirinya tidak ingin mengangkat kepalanya. Ia terus terusan mengadu kepada Allah tentang apa yang sudah terjadi.

Hingga tak terasa tiba-tiba air mata keluar membasahi pipinya.

Belum puas mengadu kepada Allah saat sujud saat sholat qobliyah tadi, sang ikhwan melampiaskannya lagi saat akhir sujud ba’diah isya. Saking lamanya sang ikhwan mengadu kepada Allah, hingga ia hampir tak sadar kalo masjid mau ditutup.

Itulah air mata pertama sang ikhwan ‘hanya’ gara-gara seorang akhwat yang baru dikenalnya dan ini jugalah pertama kali sang ikhwan merasakan patah hati.

Ternyata dampak psikologis patah hati ini mempengaruhi fisik sang ikhwan, ia selama hampir 2 hari menjadi tidak nafsu makan dan tidak bisa tidur

Jika dipikir-pikir lagi sebenernya sangat lebay dan cengeng untuk seorang ikhwan bisa sampai segitunya. Ya, mungkin saja dia memang ikhwan yang cengeng, atau mungkin saja dia secara mental belum sanggup dengan scenario Allah yang satu ini.

Bagaimana bisa seorang akhwat yang baru dikenalnya, dan baru bertemu hanya 3 kali itupun hanya sesaat bisa membuat sang ikhwan jadi begini ? Ya itulah kuasanya Allah



Allah tidak akan membuat hamba-Nya terus-menerus bersedih
Setiap orang beriman itu pasti di uji oleh Allah. Menjadi hal yang sangat wajar kita meluapkan kesedihan saat menerima cobaan. Tapi percayalah, seberat-beratnya Allah menguji kita, Allah juga akan segera memberikan kemudahan dan jalan keluarnya.

Di tengah-tengah sang ikhwan dirunung oleh rasa kesedihan, Allah masih saja tetap menghiburnya. Sepulang nya sang ikhwan dari salat isya, ada hal yang tidak lazim terjadi di rumahnya. Dari luar rumah tampak banyak sandal, sang ikhwan mengira mungkin ada tamu yang ingin silaturahmi dengan orang tua nya. Tapi ketika ia membuka pintu pagar, terdengar suara lantunan ayat suci Al-Qur’an.

“Ada acara apa ini ? tahlilan kah ? syukuran kah ? tapi dalam rangka apa ?”Tanya ikhwan dalam hati
Ketika pintu dibuka oleh sang ikhwan, Masya Allah ternyata umi nya sedang ‘melingkar’ dengan beberapa tetangga yang lain.

Allahu Akbar !!

Sebenernya sudah sangat lama sang ikhwan berdoa agar umi dan abi nya bisa gabung ‘melingkar’, dan Allah mengabulkannya saat itu lewat umi nya terlebih dahulu. Semoga umi sang ikhwan bisa istiqomah di jalan dakwah melingkar ini. Aamiin

Tinggal abi sang ikhwan yang belum ‘melingkar’, tapi Insya Allah dengan keyakinan yang kuat cepat atau lambat Allah akan segera mengabulkan doanya.

Itulah ‘hiburan’ pertama yang Allah berikan kepada sang ikhwan untuk mengurangi kesedihannya.
Apakah hanya itu saja ‘hiburan’ yang Allah berikan kepada sang ikhwan ?

Ternyata belum !!
Selang h+2 dari kejadian ‘luar biasa’ (pengumuman bahwa proses tidak dilanjut) itu, Allah memberikan side job tetap kepada sang ikhwan. Allahu Akbar !!. Mengapa side job tetap ? ya, karena pekerjannya hanya dilakukan seminggu sekali saat weekend.

“Alhamdulillah, Allah telah memberikan ‘hiburan’ yang kedua untuk ku” gumam sang ikhwan dalam hati

Walaupun hanya side job, tapi minimal sang ikhwan ada pekerjaan rutin tiap minggu nya. 

Bersyukurnya sang ikhwan, Karena pekerjaan nya itu sesuai dengan passion nya.

Ternyata doa sang ikhwan ketika berdoa momohon untuk mendapatkan pekerjaan tidak hanya asal mendapatkan pekerjaan, tapi juga ingin pekerjaan yang sesuai passion nya serta ingin jarak kantor dan tempat tinggalnya tidak jauh. Ya, walaupun hanya side job tetapi setidaknya doa nya dikabulkan oleh Allah.

Apakah hanya dua ‘hiburan’ itu saja yang Allah berikan kepada sang ikhwan ?

Ternyata belum !!

Selang h+6 dari kejadian ‘luar biasa’ itu, Allah memberikan hal tidak terduga lainnya kepada sang ikhwan. Apakah hal tidak terduga itu ?

Ternyata doa sang ikhwan dilengkapi oleh Allah. Ya, Allah mengirimkan kun fayakun nya.
Jika H+2 Allah memberikan side job, ternyata H+6 tiba-tiba Allah melengkapi doa sang ikhwan dengan memberikannya main job.

Masya Allah….

Nikmat Allah mana lagi yang engkau dustakan ??
Allah benar-benar sayang ternyata kepada sang ikhwan. Dia yang memberikan kejutan ‘down’ kepada sang ikhwan, tapi Dia juga lah yang menghibur nya.

Dalam waktu kurang dari seminggu setelah kejadian ‘luar biasa’ itu, Allah setidaknya memberikan 3 hiburan kepada sang ikhwan.

Apakah kisah ini berhenti sampai sini ??
Hmm….
Ternyata belum…
Sang ikhwan masih belum menyerah ternyata.
Masih ingatkah apa alasan sang ikhwan ditolak dari hasil percakapan whatsapp dari ust S ?
Ya benar, karena masalah main job.
Ternyata sang ikhwan masih punya nyali untuk melakukan ‘ikhtiar terakhir’ setelah mendapatkan main job dari Allah.

Bagaimana kisah nya ? silahkan kunjungi
Part 8. Ikhtiar terakhir



Part 6. Pertama kalinya bertemu sang wali

Sebelum nya kita sudah menyimak kisah tentang Part 5. Urat malu ku putus di tukang bubur. Bagi yang belum menyimak silahkan membaca terlebih dahulu agar bisa mengikuti alur ceritanya.

Pada saat pertemuan di taaruf kedua sebenernya sang ikhwan menyampaikan belum berani bertemu dengan sang wali (abi nya akhwat) sebelum mendapatkan pekerjaan tetap, entah kenapa saat itu feeling sang ikhwan sangat tidak enak jika mesti bertemu beliau sebelum mempunyai kerja yang tetap.

Sang ikhwan sebenernya sangat ingin meminta waktu kepada keluarga akhwat hingga beberapa minggu kedepan atau setidaknya pada saat bulan ke-3 setelah resign kantor agar sang ikhwan bisa fokus mencari pekerjaan tetap hingga akhirnya sudah mantap jika harus bertemu dengan sang wali.

Tetapi saat itu sang akhwat meyakinkan sang ikhwan bahwa abinya ingin ketemu saja untuk perkenalan, tidak mengapa untuk masalah pekerjaan. Mendengar itu, sang ikhwan menjadi lebih tenang, dan akhirnya ia mau bertemu dengan sang wali walaupun kondisi nya belum memiliki pekerjaan tetap.

Percakapan pada taaruf kedua ini terjadi ketika pertengahan bulan ke-2 setelah sang ikhwan resign kantor, sedangkan sang ikhwan berdoa kepada Allah mohon mendapatkan pekerjaan saat bulan ke-3 sang ikhwan resign kantor. Bisa dibilang sejak taaruf kedua, ada selang waktu sekitar 2 mingguan apakah doa sang ikhwan di ijabah oleh Allah atau tidak.

Pada akhir bulan ke-2 resign kantor, sang ikhwan mendapatkan whatsapp dari ust S.

“akhi, besok malam abinya akhwat ingin ketemu antum” ujar ust S

“oke stadz, siap Insya Allah” jawab sang ikhwan dengan penuh kemantapan

 “berdua sama antum kan stadz kesananya ?” Tanya sang ikhwan lagi kepada ust S, karena sesungguhnya ia belum memiliki mental yang cukup jika harus bertemu sendiri dengan sang wali

“iya, kita bareng berangkat ba’da isya di Mesjid B, sekalian jamaah disana aja ya” jawab ust S

“siap stadz” ujar sang ikhwan

Hingga akhirnya hari yang menegangkan bagi sang ikhwan itu pun tiba.
Selesai salat isya berjamaan di masjid B, sang ikhwan dan ust S berboncengan menuju rumah sang akhwat. Sepanjang perjalanan ust S meyakinkan sang ikhwan untuk senantiasa ridho apapun keputusan sang wali baik melanjutkan proses ini ataupun mengakhirnya.

Tak terasa akhirnya motor mereka sampai di depan rumah sang akhwat. Tapi ternyata sang wali belum pulang kerja.

Hingga akhirnya selang sekitar 20 menit, ada seseorang yang mengendarai motor dan berhenti persis di depan rumah sang akhwat.

Ya, dialah sang wali. Sang ikhwan langsung bersalaman dengan beliau dengan hati yang cukup tegang.



Beberapa saat kemudian, kami dipersilahkan masuk oleh beliau. Disaat yang bersamaan ketika sang ikhwan ingin masuk ke ruang tamu, tiba-tiba ada motor yang tiba di rumah sang akhwat.

Siapakah dia ?
Ya dialah sang akhwat yang saat itu sedang sang ikhwan perjuangkan proses nya. Pertemuan tidak sengaja yang sesaat ini ialah pertemuan ketiga antara sang ikhwan dan sang akhwat, sebelumnya mereka hanya bertemu saat di taaruf pertama dan taaruf kedua saja.

Akhirnya sang ikhwan dan ust S duduk di ruang tamu. Mereka disuguhkan beberapa makanan yang jumlahnya cukup banyak oleh keluarga sang akhwat. Beberapa saat kemudian pembicaraan pun dimulai. Suasana pembicaraan sebenarnya tidak terlalu menegangkan, karena sepanjang pembicaraan lebih banyak nostalgia dakwah antara ust S dan sang wali. Mereka berdua ternyata dulunya pernah 1 ‘lingkaran dakwah’.

Malam itu sang ikhwan semakin kagum dan hormat kepada sang wali, karena ternyata beliau, ust S, dan ust P merupakan kader tarbiyah awal yang berdakwah di lingkungannya.
“Mungkin jika tanpa mereka, saya tidak bisa merasakan indahnya dakwah tarbiyah hingga saat ini” ujar sang ikhwan dalam hati

Diantara obrolan nostalgia mereka, hanya ada 2 pertanyaan singkat yang abi sang akhwat tanyakan kepada sang ikhwan.
Apa kegiatan antum sehari-hari ?
Apakah orang tua masih bekerja ? bekerja dimana ?

2 pertanyaan yang simpel, tapi akan sangat menentukan kelanjutan proses sang ikhwan dan sang akhwat. Sesaat sebelum sang ikhwan berkunjung ke sang wali, ia meminta restu dulu kepada orang tuanya agar dimudahkan proses bertemu beliau. Hingga akhirnya orang tua memberikan 2 wejangan kepada sang ikhwan, yaitu yang pertama ceritakan jujur apa adanya apapun yang nanti ditanyakan jangan sekali-kali dilebih-lebihkan dan yang kedua, percaya jodoh itu ditangan Allah, ikhlas kan apapun keputusan-Nya.

2 wejangan inilah yang menjadi pegangan sang ikhwan dalam menjawab pertanyaan dari abi sang akhwat. Alhamdulillah ikhwan menjawab apa adanya pertanyaan dari beliau, sama sekali tidak ada yang dilebih-lebihkan Insya Allah.

Pembicaraan di rumah sang akhwat ini diakhiri dengan closing statement dari masing-masing. Closing statement pertama disampaikan oleh ust S, kemudian abi sang akhwat dan terakhir oleh sang ikhwan. Berbekal dari wejangan orang tua, akhirnya sang ikhwan mengatakan bahwa ia telah siap dengan segala keputusan dari abi sang akhwat.

“Sudah menjalani proses sampai sejauh ini saja, ana sudah sangat bersyukur kepada Allah. Banyak ibroh yang sudah Allah berikan ke ana selama proses ini. Insya Allah walaupun malam ini sudah langsung ada keputusannya, ana sudah siap dengan segala konsekuensinya” ujar sang ikhwan dengan penuh keyakinan.

Pertemuan malam itu ditutup dengan closing statement dari sang ikhwan.

Lalu sang ikhwan dan ust S pamit berboncengan untuk pulang. Sepanjang perjalanan pulang ust S berkata bahwa dari pertemuan itu, ia sangat yakin Insya Allah proses ini akan berlanjut ke tahap yang selanjutnya. Sang ikhwan hanya bisa senyam senyum sambil berkata ‘aamiin’ dalam hatinya. 

Setelah ini ialah cerita penentuan apakah sang ikhwan diterima atau tidak oleh sang wali. Bagaimana kah kisahnya ? silahkan ikuti cerita berikut
Part 7. Jawaban kejutan dari Allah

Kamis, 13 April 2017

Part 5. Urat malu ku putus di tukang bubur

Sebelum nya kita sudah menyimak kisah tentang Part 1. Luruskan Niat Hanya Kepada AllahPart 2. Keyakinan Penuh Akan Kuasa AllahPart 3. Manusia Bisa Merencanakan, Tapi Allah yang Menentukan dan Part 4. Taaruf pertama yang menegangkan. Bagi yang belum menyimak silahkan membaca terlebih dahulu agar bisa mengikuti alur ceritanya.

Sejak kejadian taaruf pertama tersebut, secara garis besar sang ikhwan dan sang akhwat telah mengetahui seluk beluk calon pasangan maupun keluarganya. Ini merupakan taaruf pertama yang pernah dilakukan baik oleh sang ikhwan maupun sang akhwat. Pengalaman ini tentu akan sangat membekas pada mereka berdua. Allah telah memberikan bukti kepada mereka berdua bahwa untuk mengetahui seluk beluk calon pasangan tidaklah harus pacaran sampai bertahun-tahun bahkan sampai berzina (na’udzubillahi min dzalik).

Mereka semakin yakin bahwa ajaran islam lewat Rasulullah SAW itu sangat indah. Ajaran islam itu ternyata sangat moderat dan sangat masuk akal. Islam mengajarkan bahwa proses pernikahan itu tidak boleh terlalu kaku layaknya membeli kucing dalam karung ataupun tidak boleh terlalu bebas hingga bisa membawa manusia dalam kemaksiatan. Semoga kita semua yang sedang berjuang menemukan tulang rusuknya bisa tetap istiqomah menjalankan proses pernikahan sesuai dengan syariat yang Rasulullah SAW ajarkan kepada kita. Aamiin


Setelah proses taaruf pertama itu, saling lempar pertanyaan pun mulai diutarakan lewat perantara bang T. Dari hasil Tanya jawab tersebut semakin meyakinkan mereka berdua untuk lanjut ke jenjang berikutnya.

Tapi setelah ini nampaknya akan ada taaruf kedua. Loh kenapa ada taaruf kedua ?
Jadi sebenarnya sang ikhwan dan sang akhwat sama-sama memiliki seorang mentor. Biasanya dalam jamaah tarbiyah, sang mentor inilah yang akan  memfasilitasi untuk melakukan proses pernikahan. Jadi bisa dibilang jika taaruf pertama itu difasilitas oleh keluarga sang akhwat, sedangkan taaruf kedua ini difasilitasi oleh mentor masing-masing ikhwan maupun akhwat. Insya Allah kedua jenis taaruf tersebut masih dalam koridor syariat islam.

Selang 2 minggu setelah proses taaruf pertama tersebut, direncanakan akan dilakukan taaruf kedua. Taaruf kedua ini dilakukan saat weekend pagi, tepatnya pukul 06.00. Awalnya tempat yang direncanakan ialah di tempat makan soto lamongan, tapi ternyata tempat nya belum siap karena terlalu pagi, hingga akhirnya sang mentor menyuruh sang ikhwan untuk mencari tempat makan soto lamongan di tempat yang lain.

Sang ikhwan bergegas dengan motor kesayangannya mencari soto lamongan yang lain, tapi qodarullah soto lamongan yang lain nya juga belum buka. Hingga akhirnya sang mentor memutuskan untuk bertemu di tempat bubur dan menyuruh sang ikhwan untuk balik lagi.

Selang beberapa saat sang ikhwan sampai di tukang bubur. Disana tampak sudah ada 4 orang, yaitu mentor sang ikhwan, istrinya, sang akhwat dan mentor sang akhwat. Berbeda dengan taaruf pertama, pada taaruf kedua ini lebih banyak di leading oleh ust S (mentor sang ikhwan) sehingga tidak tampak ada saling lempar pertanyaan antara sang ikhwan dan sang akhwat.

Tidak berbeda dengan taaruf pertama, ternyata sang ikhwan tampak masih kaku dan tidak berani memandang sang akhwat. Pandangannya hanya kebawah dan sekali-kali menoleh ke arah samping (arah tukang bubur). Ternyata dari taaruf pertama tidak membuat mental sang ikhwan menjadi semakin berani.

Ada request yang cukup menarik dari sang akhwat ketika sesi taaruf kedua ini ingin diakhiri.

“mungkin setelah ini kita tidak akan bertemu lagi, karena urusan antum tinggal sama abi ana. Ana mau antum membacakan ayat suci al-quran” ujar sang akhwat

“WHAAATT ?? di Tukang Bubur ane Tasmi ?? Boleh ga cari mushola atau masjid terdekat aja ?? Ane malu banget masa tasmi di tukang bubur ??” gumam sang ikhwan dalam hati

Tapi apa boleh buat, demi memperjuangkan sang akhwat, sang ikhwan harus memutuskan urat malunya sejenak. Hingga akhirnya ust S menyuruh sang ikhwan mendekat ke akhwat agar bacaanya bisa disimak oleh sang akhwat. Sejak awal proses sampai saat taaruf kedua, inilah jarak terdekat interaksi antara sang ikhwan dan sang akhwat.

Akhirnya sang ikhwan membacakan beberapa ayat dari surat Al Baqarah yang ia hafal, Walaupun tampak suara sang ikhwan tidak terdengar begitu jelas karena posisi tukang bubur nya dekat dengan berbagai kendaraan yang lalu lalang hingga tampak sang akhwat mendekatkan telinga nya agar suara sang ikhwan terdengar lebih jelas.

"kalo mau saling simak-menyimak ampe berjuz-juz ayat quran nanti aja ya abis akad nikah" senyum sang ikhwan dalam hati

Alhamdulillah akhirnya taaruf kedua berjalan dengn lancar. Proses selanjutnya ialah menghadap ke Wali sang akhwat yaitu abi nya.

Bagaimana kelanjutan kisah nya ?

Disana akan tampak cerita yang semakin seru karena akan sangat menguras emosi, pikiran dan jiwa. Tapi tentu akan lebih banyak ibroh yang didapatkan. Mulai dari pertolongan Allah yang bermodalkan keyakinan sang ikhwan, hingga bagaimana Allah dengan kuasa-Nya ‘bercanda’ kepada sang ikhwan. Silahkan lihat kelanjutan dibawah ini


Part 4. Taaruf pertama yang menegangkan

Sebelum nya kita sudah menyimak kisah tentang Part 1. Luruskan Niat Hanya Kepada AllahPart 2. Keyakinan Penuh Akan Kuasa Allah dan Part 3. Manusia Bisa Merencanakan, Tapi Allah yang Menentukan. Bagi yang belum menyimak silahkan membaca terlebih dahulu agar bisa mengikuti alur ceritanya.

Kesibukkan bang T yang mengharuskannya pulang kerja hingga larut malam tak membuat tenaga dan semangatnya menurun dalam membantu proses sang ikhwan dan sang akhwat. Malam itu merupakan malam yang sakral, karena untuk pertama kalinya sang ikhwan akan bertemu dengan sang akhwat di rumah bang T. Walaupun rumah sang ikhwan dan sang akhwat berdekatan (hanya sekitar 10 menit naik motor) tapi mereka tidak pernah bertemu sebelumnya.

Sebenernya beberapa kali ada kesempatan mereka untuk bertemu, misalnya ketika menjadi panitia outbond training di sebuah sekolah, dimana sang akhwat menjadi salah satu panitia nya dan sang ikhwan yang awalnya ingin ikut, tapi tidak bisa karena ada pekerjaan kantor yang tidak bisa ditinggalkan. Pada kesempatan lain, beberapa kali sang ikhwan bertanya tentang lembaga quran yang deket di sekitar rumahnya di group whatsapp wilayah rumah, tetapi anggota group malah menyarankan lembaga quran tempat lain yang jaraknya jauh, padahal sang akhwat memiliki lembaga quran yang jaraknya sangat dekat. Kenapa tidak ada yang menyarankan kesana ? Wallahua’lam
Ya mungkin inilah cara Allah menjaga sang ikhwan dan akhwat untuk tidak saling bertemu



Jam sudah menunjukkan pukul 21.30, tapi bang T posisi masih macet di tol. Sambil menunggu bang T, sang ikhwan mencorat-coret di kertas beberapa pertanyaan yang sekiranya nanti bisa ditanyakan. Sang akhwat sudah menunggu dari sekitar ba’da isya di rumah bang T di temeni oleh kakak pertamanya (istri bang T).

Pukul 22.00 sang ikhwan memutuskan untuk berangkat dari rumah mengendarai motor va**o  ke rumah bang T. Ketika sudah sampai lokasi, ternyata bang T belum sampai rumah, akhirnya sang ikhwan memutuskan untuk ngobrol ngalor ngidul dengan security komplek sambil mengurangi rasa tegang yang saat itu ia dera. 

Selang beberapa menit kemudian, muncul whatsapp dari bang T untuk segera masuk ke rumah. Akhirnya pukul 22.45 sang ikhwan sudah tiba di rumah bang T. Dengan perasaan yang campur aduk, sang ikhwan memberanikan langkah demi langkah hingga ia duduk di ruang tamu yang sudah disediakan.

Di teras tampak ada sebuah motor terparkir yang sepertinya bukan punya bang T, tapi aneh nya tidak ada siapa-siapa di ruang tamu rumahnya. Sambil menggendong anaknya yang masih bayi, bang T memberikan intermezzo kepada sang ikhwan agar tidak terlalu tegang untuk pertemuan malam ini. Setelah suasana tampak cukup cair, tiba-tiba muncul 2 orang akhwat dari arah kamar. Dialah sang akhwat dan juga kakak pertamanya (istri bang T).

Dalam waktu sekejap tiba-tiba jantung sang ikhwan berdetak lebih kencang, tegang, merinding, takut, dan semua perasaan menjadi satu pada malam itu. Bahkan sang ikhwan tampak tidak berani memandang wajah sang akhwat entah kenapa. Padahal ketika dikampus dulu, berinteraksi dengan akhwat di organisasi umum maupun kerohisan sudah menjadi hal yang sangat biasa, maklum karena ketika di kampus tempat sang ikhwan kuliah di fakultasnya itu terdiri dari sekitar 80% akhwat sisanya ikhwan, sehingga bisa dibayangkan ketika ada kegiatan apa-apa di kampus, sangat biasa melihat ada rapat hanya terdapat 1 ikhwan sisanya akhwat.

Seolah-olah Allah menjatuhkan ‘mental’ sang ikhwan, karna hanya memandang wajahnya saja pun ia tidak berani. Ia lebih banyak menunduk dibandingkan mendongakkan kepalanya. Isi interaksi pada malam itu lebih banyak kepada saling memperkenalkan diri dan saling mengajukan pertanyaan. Pada beberapa kesempatan sang ikhwan memberikan pertanyaan, sang akhwat tidak berani menjawabnya langsung, ia lebih ingin menyampaikan jawabannya lewat perantara kaka pertamanya. Ini juga yang membuat suasana tanya jawab tampak menjadi lebih larut malam. Hingga akhirnya jam menunjukkan hampir jam 24.00 malam yang mengakhiri sesi taaruf yang pertama antara sang ikhwan dan sang akhwat.

Apa yang terjadi setelah taaruf pertama ?


Mari kita lanjutkan ceritanya di sini Part 5. Urat malu ku putus di tukang bubur

Part 3. Manusia Bisa Merencanakan, Tapi Allah yang Menentukan

Sebelum nya kita sudah menyimak kisah tentang Part 1. Luruskan Niat Hanya Kepada Allah dan Part 2. Keyakinan Penuh Akan Kuasa Allah. Bagi yang belum menyimak silahkan membaca terlebih dahulu agar alur cerita nya bisa saling mengikuti. 

Sang ikhwan dan bang T janjian untuk ketemuan di rumah nya pukul 21.30. Bang T bekerja sebagai karyawan di suatu perusahaan di karawang yang jarak dari perusahaan dengan rumahnya lebih dari 70 km, tapi Masya Allah ditengah keletihan yang ia rasakan selepas bekerja sampai pulang larut malam, Ia masih sempat menyempatkan waktu membantu proses sang ikhwan (semoga Allah SWT memberikan nikmat & pahala yang berlipat ganda kepada beliau dan keluarganya).


Jam sudah menunjukkan pukul 21.30, tapi belum ada kabar dari bang T kapan sampai rumah. Sang ikhwan sudah mulai cemas.

Hingga akhirnya ketika pukul 22.32, ada whatsapp dari beliau.
“ana sudah dirumah akhi, ana tunggu ya” kata bang T
“oke bang ane sudah deket” jawab sang ikhwan

Kebetulan jarak rumah sang ikhwan dengan bang T hanya sekitar 10 menit dengan menggunakan motor.

Pukul 22.41 sang ikhwan sampai di depan rumah, dan langsung dipersilahkan masuk oleh bang T.
Obrolan pertama langsung cair karna yang dibicarakan tentang organisasi pengamanan dimana beliau merupakan coordinator nya dan sang ikhwan sebagai ‘prajurit’ nya.

Hingga beberapa saat kemudian suasana menjadi cukup ‘tegang’ ketika membicarakan inti pokok tentang pertemuan ini, yaitu tentang proses pernikahan.

Sungguh sang ikhwan kaget bukan main ternyata keluarga sang akhwat semuanya telah menjadi hafidzoh. Ia merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara. Anak pertama menikah dengan bang T.
Bagai mimpi di siang bolong, bang T bercerita bahwa CV sang ikhwan sudah dilihat oleh sang akhwat dan dia siap untuk ke proses selanjutnya.

Sang ikhwan sebenernya sama sekali tidak kepikiran memiliki calon seorang hafidzoh dengan background syariah yang kuat karna ia sadar hanya lulusan dari pendidikan umum. Tapi satelah dipikir-pikir lagi, sebenernya sang ikhwan dulu waktu masuk pesantren quran saat di kampus umum sempat rutin berdoa untuk mendapatkan jodoh yang hafidzoh. Tapi karena sang ikhwan sadar diri dengan keadaannya yang hanya memiliki hafalan quran ala kadar nya, rasanya ‘tidak mungkin’ bisa mendapatkan jodoh seorang hafidzoh, hingga akhirnya doa tersebut makin lama makin hilang bahkan sudah dilupakan oleh sang ikhwan.

Singkat cerita sang ikhwan pamit pulang dari rumah bang T karena jam sudah menunjukkan hampir berganti hari, sambil ia membawa map coklat pemberian bang T yang isinya ialah CV akhwat.

Aneh,

Sang ikhwan selama 2 hari tidak berani membuka CV akhwat tersebut, entah apa alasannya seperti nya berat sekali untuk membuka nya. Seolah-olah CV akhwat itu merupakan benda ‘keramat’ yang hanya bisa dibuka oleh orang yang suci. Sang ikhwan merasa ia adalah sosok lelaki pendosa yang sedang Allah tutup aib nya.
Apakah pantas saya dengan dengannya ? gumam hati sang ikhwan

Hingga akhirnya h+3 sang ikhwan memberanikan untuk membuka CV tersebut. Satu kata yang terucap dari lidah sang ikhwan.

“Masya Allah, visi misi nya ko bisa sama begini” senyum sang ikhwan.

Memang ini skenario Allah untuk sang ikhwan. Ketika beberapa bulan yang lalu ia ingin segera menikah, Allah belum memberikan jodoh yang sevisi dengannya. Tapi ketika ia ingin menunda pernikahan selang beberapa bulan, justru Allah mengirimkan calon yang sevisi dengannya.

Manusia bisa merencanakan, tapi Allah yang menentukan

Sang ikhwan kembali galau apakah akan terus melanjutkan proses ini atau menundanya sampai 2 bulan lagi atau menghentikan proses ini. Ada 2 hal yang memberatkan sang ikhwan, yang pertama kondisi saat itu sang ikhwan belum memiliki pekerjaan dan yang kedua karena background sang akhwat yang syariah, sang ikhwan takut tidak bisa ‘mengimbangi’ nya.

Akhirnya sang ikhwan melakukan salat istikhoroh. Ternyata Allah tidak lama memberikan jawaban. Semakin sang ikhwan rutin melakukan salat istikhoroh, Allah semakin meyakinkan hatinya.
Setelah mendapatkan keyakinan dari Allah, sang ikhwan dengan mantap langsung mengirimkan whatsapp ke bang T.

“Bang, ga ada alesan yang bisa bikin ane nolak. Tapi ane minder” kata sang ikhwan
“Semoga Allah mudahkan akhi, jika kita serahkan semua urusan kepada-Nya” jawab bang T meyakinkan sang ikhwan.

Bang T ternyata ketika proses dengan istrinya, mengalami hal yang sama dengan yang sang ikhwan rasakan, yaitu perasaan minder. Tapi beliau tetep selalu memberikan dukungan kepada sang ikhwan.
Selang sekitar 10 hari sejak percakapan tersebut, proses selanjutnya ialah proses taaruf dengan bertemu dengan akhwat nya langsung di rumah bang T.

Bagaimana kisah nya ?

Yuk kita simak kelanjutannya disini Part 4. Taaruf pertama yang menegangkan

Part 2. Keyakinan Penuh Akan Kuasa Allah

Sebelum nya kita sudah menyimak kisah tentang Part 1. Luruskan Niat Hanya Kepada Allah. Bagi yang belum menyimak silahkan membaca terlebih dahulu agar alur cerita nya bisa saling mengikuti. 

Satu-satunya alasan yang membuat ikhwan ini ingin menunda rencana pernikahan ialah karena pekerjaan. Ya, pekerjaan. Sebenernya sudah sejak lama sang ikhwan berfikir untuk resign dari pekerjaannya, selain karena memang bukan passion nya, serta juga banyak faktor lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu

Pasti banyak yang mengira, ia merupakan ikhwan yang aneh karena memutuskan resign dari kantor tanpa mempersiapkan pekerjaan barunya. Apalagi di zaman sekarang ini mencari pekerjaan itu tidaklah mudah !!


Ya, memang dia ikhwan yang aneh. Tapi semua sudah direncanakan dan diperhitungkan dengan baik oleh sang ikhwan. Ternyata ia punya usaha sampingan online yang ingin ia bereskan terlebih dahulu manajemen, system, dll agar bisa menjadi passive income dikemudian hari, karena memang ia tidak akan berani menikah hanya mengandalkan usaha sampingannya ini. Bermodalkan keyakinan kepada Allah, ia merencanakan fokus 2 bulan setelah resign untuk membereskan side job nya tersebut. Ia merencanakan untuk kembali bekerja dan proses menikah ketika bulan ke-3 setelah resign.

Yang menjadi pertanyaan ialah apakah semudah itu merencanakan kapan bisa mendapatkan pekerjaan ?? sedangkan pada bulan ke-1 setelah resign bahkan sampai pertengahan bulan ke-2 ia sama sekali belum berikhtiar mencari kerja !!!

Memang aneh ikhwan yang satu ini. Terlalu yakin kepada Allah sampai-sampai tentang pekerjaan saja ia serahkan urusannya hanya kepada Allah.
Apakah ketika bulan ke-3 setelah resign Ia mendapakan pekerjaan ? kita nantikan pada part terakhir cerita.

Kembali lagi ke pembahasan pernikahan…

Sang ikhwan melapor kepada mentor nya, sebut saja ust S untuk menunda proses pernikahan karena mau fokus selama 2 bulan ini mengurusi side job, dan Alhamdulillah ust S merestuinya.

Selang sekitar 20 hari setelah resign, tiba-tiba sang ikhwan mendapatkan sebuah pesan whatsapp dari bang T yang merupakan koordinator suatu organisasi pengamanan dimana sang ikhwan merupakan salah satu ‘prajurit’ beliau. Inti dari pesan tersebut ialah sang ikhwan mendapatkan tugas khusus dari beliau. Yang ada dalam benak sang ikhwan, tugas khusus tersebut berkaitan dengan sebuah pilkada, karena sebelumnya sang ikhwan ditugaskan untuk mengamankan pilkada sebuah daerah.

Lalu sang ikhwan memberanikan diri untuk bertanya kepada bang T.
“Tugas apa ya bang ?” Tanya ikhwan.
“Agak pribadi akhi, Insya Allah ane bisa bantu meneruskan niat antum.” Kata bang T

JEENG JEENG…..

Bagai petir di siang bolong,

Ternyata bang T diberitahu oleh bang H yang merupakan mentor ikhwan sebelumnya, bahwa sang ikhwan ingin menikah. Sang ikhwan lupa tidak memberitahu kepada bang H bahwa ia mau menunda pernikahan selama 2 bulan ini. Bang T ini ternyata ingin memproses sang ikhwan dengan adik iparnya.

Pikiran sang ikhwan menjadi sangat kacau pada saat itu….
“Apa saja yang harus saya katakan ?”
“Bagaimana jika bang T bertanya tentang pekerjaanku ?”
“Bagaimana jika….bagaimana jika…bagaimana jika…. ?????” Gumam sang ikhwan dalam hati.

Seketika ia langsung curhat kepada Allah dalam doa nya agar diberikan jawaban terbaik apakah meneruskan atau tidak proses ini, karena sesungguhnya semua ini diluar rencana yang telah sang ikhwan rencanakan. Rencana ikhwan ingin proses nikah kembali pada saat bulan ke-3 setelah resign kantor, sedangkan kejadian ini baru H+20 setelah resign dengan kondisi ia sebagai ‘pengangguran’.

Selang beberapa saat, Allah menjawab doa sang ikhwan dengan memberikan kemantapan hati kepadanya untuk terus melanjutkan proses ini walaupun dengan berbagai macam resikonya.

Esok nya, bang T minta ketemuan dengan sang ikhwan di rumahnya untuk berbicara 4 mata tentang proses ini.

Apa saja yang terjadi selama pembicaraan itu berlangsung ? Simak kisahnya dibawah ini

Part 3. Manusia Bisa Merencanakan, Tapi Allah yang Menentukan

Part 1. Luruskan niat hanya kepada Allah

Alkisah disuatu tempat ada seorang ikhwan yang sedang refreshing untuk melatih ghirah keislamannya dengan mengikuti suatu aksi bela islam sebelum ia harus berangkat ke negeri seberang dalam rangka tugas kantor dalam waktu yang cukup lama. Selama di negeri seberang tersebut sang ikhwan merasa sangat asing karena selain baru pertama kali menjajakan kaki di negeri orang, ia juga ditugaskan hanya seorang diri dari kantor. Bisa dibayangkan betapa asing nya sang ikhwan di negeri seberang, yang memaksanya harus beradaptasi dengan lingkungan, bahasa dan juga culture yang berbeda dengan Indonesia.


Benar saja, hanya beberapa hari di negeri seberang sang ikhwan sudah tidak kerasan. Tapi disatu sisi ia harus tetap bertahan setidaknya sampai masa tugas kantor tersebut usai. Diantara kegalauan yang ikhwan tersebut rasakan, terbesit satu solusi mengatasi kegalauan yang bisa dibilang tiba-tiba Allah berikan kepada sang ikhwan.

Apakah itu ?

MENIKAH….

Ya menikah….Entah kenapa tiba-tiba Allah mengetuk hati si ikhwan tersebut agar segera menikah. Mungkin itulah urusan Allah Sang Maha Membolak-balikan Hati hambanya, dari yang belum terbesit untuk segera menikah, tiba-tiba menjadi terbesit ingin segera menikah. Memang dari segi umur sang ikhwan sudah bisa dibilang cukup dan siap untuk menikah, sekitar hampir seperempat abad usianya.

Luruskan niat anda sebelum menikah,
Jangan menikah hanya karena temen sudah banyak yang menikah duluan
Jangan menikah hanya karena disuruh sama orang tua
Jangan menikah hanya karena sering diledek sama temen
Jangan menikah hanya karena terlanjur suka
Jangan menikah hanya karena sudah umur nya menikah
Tetapi menikahlah karena semata-mata ibadah kepada Allah. Mengapa ? karena jika seseorang menikah niatnya bukan karena ibadah kepada Allah maka niat menikahnya itu tidak akan bernilai pahala (Ust Khalid Basalamah)

Singkat cerita sang ikhwan memulai browsing cara membuat CV taaruf yang baik. Mungkin jika membuat CV kerjaan sudah biasa ia buat, namun untuk membuat CV taaruf ini merupakan hal yang pertama untuknya.

Setelah yakin dengan CV yang ia buat, ikhwan tersebut memberikan CV nya kepada mentor dan mantan mentor nya untuk bisa dicarikan akhwat yang sekiranya cocok dan sevisi dengannya. Ada juga beberapa temen kepercayaan juga yang ikhwan berikan CV nya karena mereka yang siap membantu mencarikan akhwat tersebut. Tapi dari sini sang ikhwan mendapatan banyak pelajaran (ibroh) bahwa ternyata tidak baik memberikan identitas rahasia kita kepada sembarang orang walaupun kita yakin ia bisa menjaga kerahasiaan tersebut (kisah nya akan diceritakan di akhir cerita).


Selama kurang lebih sebulanan, sudah beberapa CV akhwat yang mampir ke ikhwan. Tapi karena sang ikhwan merasa belum ada yang sevisi dengannya, akhirnya ia mengurungkan untuk melanjutkan proses ke tahap selanjutnya. Selama penantian yang tidak kunjung ketemu itu akhirnya sang ikhwan merubah rencana pernikahannya, dari yang ingin segera menikah menjadi menunda rencana pernikahan selama beberapa bulan lagi. Mengapa ? mari kita simak cerita lanjutannya di bawah ini. 
Part 2. Keyakinan Penuh Akan Kuasa Allah

Rabu, 12 April 2017

Menikahi Istriku Agar Terhindar Dari Ajaran Sesat


Saya berjumpa dengan istri atas kebaikan seseorang saudara jauh dari ayah. Awalannya saya tidak tertarik untuk menikah dengannya. Bukanlah apa-apa, saya memanglah belum menginginkan menikah. Namun saudara ayah ini, telaten menawariku. Pernah risih juga “diuber-uber” dengan tawaran yang sama. Sampai satu hari, waktu saya rebahan di kamarku sepulang kerja, saya pikirkan kembali tawaran itu. Toh, umurku juga kian lebih cukup untuk menikah serta saya telah miliki pekerjaan yang insya Allah dapat untuk berikan nafkah, walau tidak dapat disebut banyak.

Keluarga istri yaitu pengikut Ahmadiyah. Itu saya tahu dari saudara ayah. Serta maksud dianya menginginkan menikah salah nya ialah supaya dia dapat terlepas dari dampak keluarga. Di tempat tinggalnya, dari 7 bersaudara, cuma dia yang tidak turut Ahmadiyah. Dari awal mulanya, istriku telah terasa aneh dengan ajaran yang diyakini keluarganya. Apabila ia menyampaikan argumen tidak ingin turut ajaran ini, ujung-ujungnya kemarahan serta cacian yang ia terima. Pergi dari hal semacam ini juga yang jadikan satu diantara argumenku menikahinya. Ia perlu seorang yang dapat mengeluarkannya dari tempat tinggal, untuk menyelamatkan agamanya. Serta saya mengerjakannya semata lantaran Allah. Saya kasihan serta prihatin dengan apa yang menimpanya.

Dengan “bismillah” saya minta pendapat pada orang tuaku. Alhamdulillah, mereka memahami serta dapat tahu. Bahkan juga mendukungku seutuhnya. Mereka juga berpesan apabila saya betul-betul menginginkan menikahinya, saya mesti dapat jadi imam yang baik untuk dia. Dapat menuntunnya, melindungi, serta bertanggungjawab seutuhnya.

Nyatanya tak gampang untuk menembus birokrasi keluarganya, mereka ajukan pertanyaan begitu detil mengenai saya serta keluargaku, serta dari tempat mana saya kenal dianya. Saya katakan kenal dari Pakdhe (paman-red), yang kebetulan tinggal satu RT dengan keluarga istri. Pakdhe kebetulan pernah jadi jamaah Ahmadiyah. Tetapi alhamdulillah, Pakdhe telah tobat mulai sejak satu tahun lebih lantas. Keluarga istri tidak paham bila Pakdhe telah bukanlah lagi jamaah Ahmadiyah. Jadi mereka juga menduga saya orang Ahmadiyah juga.

Dua bln. lalu restu keluara istri baru turun serta sepanjang menunggu tidak ada komunikasi sekalipun. Demikian jawaban datang, saya serta keluarga segera melamar serta memastikan tanggal pernikahan. Awalannya mereka menampik cepat-cepat menikah. Namun saya beralasan takut zina serta jadi fitnah, alhamdulillah mereka ingin menyepakatinya.

Satu minggu lalu kami menikah dengan memanggil petugas KUA dirumah istri. Pesta pernikahan di gelar dirumah istri. Alhamdulillah akad nikah berjalan lancar. Tetapi sebagian waktu lalu, waktu saya terima tamu, ayah mertuaku memanggil. Saya mulai terasa ada yang tidak beres, sebab demikian masuk ke ruangan keluarga, nyatanya sebagian anggota keluarga telah ada disana. Serta benar saja, barusan saya masuk, saya dicecar dengan beberapa pertanyaan.

Tak tahu siapa yang mengemukakan, orangtua istri pada akhirnya tahu kalau saya bukanlah jamaah mereka. Serta hari itu juga saya disuruh menceraikan istri. Sebab ketentuan mereka, mewajibkan jamaah untuk menikah dengan sesama jamaah mereka sendiri. Bukanlah main terkejutnya saya. Istri di panggil serta waktu itu juga dipaksa bercerai. Istriku menampik sampai menangis histeris sampai pingsan. Waktu saya akan menolongnya, saya malah ditahan oleh keluarga istri. Saya dimaki-maki bahkan juga pernah dipukul. Tetapi, saya tetaplah bertahan disana, lantaran saya terasa miliki tanggung jawab serta keharusan melindungi istri. mertua untuk diizinkan melindungi istri. Dari negosiasi dengan keluarga istri, saya tetaplah tidak diizinkan untuk berjumpa serta harus saya diwajibkan bercerai. Fikiranku kacau, terlebih waktu mendengar tangis istri dari dalam kamar. Cemas, kuatir, serta sedih menguasaiku. Malam yang semestinya kami lewati dengan berbunga-bunga, berlalu dengan kemelut serta air mata.

Atas nasehat keluargaku, saya disuruh mengalah dahulu serta pulang ke tempat tinggal untuk mencari jalan keluar serta menentramkan diri. Saya juga mengambil langkah pulang laksana tentara yang kalah perang. Hancur hati, hancur mimpi, hancur semuanya. Haruskah pernikahan yang belum lagi satu hari selesai? Haruskah saya menyerah serta melupakan kemauan awalku menikahinya? Tak!

Saya tidak bisa menyerah.
Besok harinya, atas kehendakku sendiri saya datang ke tempat tinggal istri tanpa ada diantar satu juga keluargaku. Orang tuaku pernah cemas, namun kami semuanya meyakini Allah bakal menolong satu kemauan baik. Orangtua berpesan supaya saya sabar, tak emosi serta tak terpancing situasi serta bicara baik-baik lagi pada mertua.

Hari pertama usahaku tidak berhasil. Saya tidak diterima mentah-mentah oleh mertua serta keluarga. Mereka menampikku dengan begitu kasar. Melemparkan semuanya baju-bajuku yang belum pernah kubawa tempo hari. Tidak hanya itu, mereka meneror, memohonku tidak untuk lagi berani menginjakkan kaki kesana, terlebih hingga berani menjumpai istriku. Hari itu, saya pulang dengan tangan kosong.

Hari ke-2 saya pulang dengan kondisi yang sama. Namun kesempatan ini saya sedikit lebih mujur, dapat mencuri-curi mendekat ke kamar istri lewat kebun belakang tanpa ada ketahuan. Lewat jeruji jendela kami berjumpa serta sama-sama bertangisan. Istri sesungguhnya nekat menginginkan turut melarikan diri bersamaku dengan menjebol jendela, sebab pintu dikunci. Namun saya melarangnya. Sebab menurutku itu bakal bikin situasi lebih jelek. Saya memohonnya bersabar serta berjanji bakal selekasnya menjemputnya, Insya Allah. Selalu jelas saja, sedih hati ini serta tidak tega. Lebih-lebih istriku mendadak sakit demam, mungkin saja lantaran tegang serta fikiran.

Hari ketiga saya ke tempat tinggal mertua dengan penolakan yang sama. Tetapi kesempatan ini saya bertahan, lantaran teringat istri yang sakit. Mengharapkan mertua luluh. Doaku didengar Allah. Hati mertuaku luluh. Apa lagi hari itu istriku kembali jatuh pingsan dengan demam tinggi. Kondisi itu membuatnya mesti dirawat dirumah sakit. Walau masihlah ketus serta kaku, mertua dapat terima kehadiranku. Satu diantaranya, lantaran lihat saya tidak kapok bolak-balik ke tempat tinggal mereka walau tidak diterima serta dikasari. Dan lihat kesungguhanku. Pada akhirnya mereka menerimaku.
Sesudah pulih, saya membawa istri ke rumahku. Satu bulan lalu kami ngontrak tempat tinggal sendiri. Kurasa hal semacam ini tambah baik untuk kami. Sekalian belajar mandiri. Saat ini, istri juga miliki aktivitas mengajar di pondok sambil menanti kelahiran momongan pertama kami. Semoga rumah tangga kami abadi, sakinah mawadah warahmah. (***)

Seperti diceritakan oleh seseorang Ikhwan pada Ummu Daud
Majalah Sakinah, Vol. 9, No. 10 Muharam-Shafar 1432

Kisah Akhwat Melamar Ikhwan


Tidak berniat, kami temukan Cerita Pernikahan Islami yang Mengharukan Seseorang Akhwat Melamar Ikhwan di newsfeed facebook. Ya ini cerita pernikahan yang mungkin saja memberikan inspirasi, alih-alih seseorang akhwat menanti memperoleh suami, bila seumpamanya lihat ikhwan yang memanglah baik, selekasnya lamar dahulu itu juga bisa.

Menurut kami, cerita pernikahan islami romantis ini dapat sekalian memberi motivasi tentang bagaimana suami istri harus jadi tim yang baik dalam bangun kemandirian dalam tempat tinggal tangganya. Bagaimana akhlaq baik dari seseorang istri yang hingga kehabisan duit saja sungkan memohon duit pada suami sebab cemas dapat melukai hati suaminya.

Berikut Cerita Sedetailnya..

Dahulu ana datang ke suami ana, malah ana yang tawarkan diri ke suami.
”Akhiy maukah menikah dengan ana? ”, tawarku kepadanya.
Saat itu dia masihlah kuliah smester 8. Dia hanya bengooonggg seribu bhs, terasanya melayang diatas awan, seakan saat berhenti.

Cerita Pernikahan Islami yang Mengharukan Seseorang Akhwat Melamar Ikhwan
Saya Melamarmu Akhir (ilustrasi)
Sebagian waktu sesudah 1/2 kesadarannya kembali serta setengahnya lagi tak tahu kemana, dia berucap,
”’Afwan ukh… anti ingin mahar apa dari ana? ”
“Cukup antum bersedia menikah denganku saja itu telah kian lebih cukup”
Bak orang pemula mendaki gunung yang tinggi lagi extreme, ehhh… dirinya segera lemesss… seperti pingsan. Besoknya datang nazhar, selalu khitbah. Lantas untuk ngumpulin duit buat nikah, dia jual sepeda serta jual komputernya… untuk mahar serta cost nikah.

Dimuka pernikahan dia tidak berpendapatan apa-apa. Kita usaha bareng serta ana tidak pernah nanya seberapa gagasannya maupun dia kerja apa. Sepanjang ana nikah dengannya ana belum pernah minta duit. Sampai kinipun jika tidak diberi ya diam. Waktu beras habis… ana tidak masak. Waktu dia nanya, “koq tidak masak beras dek? ”
“Habis mas”, jawabku
“Koq tidak minta duit? ”, lanjutnya.
Ana tidak jawab, takut suami tidak miliki jika ana minta. Jadi ana takut menyinggung perasaan kekasih hatiku.. weee.
Jika kita menghormati suami, jadi suami bakal menyayangi kita kian lebih rasa sayang kita ke dia. Bahkan juga usaha saat ini dah maju pesat… alhamdulillah. Seperti kata duit 50jt dah hal umum. Lantas satu hari ana menawarkan dia nikah lagi tetapi dia tidak ingin. Tuturnya ana itu tak ada duanya… hehehe ngalem dewek. Meskipun ortunya dahulu tidak ridho dengan ana, lantaran salafi… saat ini telah baikan.

Rejeki dapat di cari berbarengan. Untuk ana usaha yang di cari berbarengan suami susah-payah berbarengan, sesudah sukses… jadi banyak masa lalu manis yang tidak terlupa. Kita jadi sama-sama mengerti serta tahu karakter semasing lantaran kita kerap berhubungan.

“Suamiku ialah teman curhatku…
suamiku ialah patner bisnisku…
suamiku ialah ustadz tahsinku…
suamiku ialah teman seperjuanganku…
suamiku ialah sahabatku…
suamiku ialah teman mainku…
suamiku ialah teman berantemku…”,

Tersebut sangkanya yang ana rasakan darinya, sesudah 12 tahun menikah serta insya Alloh dikaruniai anak 7 mudah-mudahan makin menaikkan keberkahan dalam rumahh tangga ana…

Serta bukanlah hal yang hina untuk ana jika ada seseorang akhawat datang tawarkan diri ke ikhwan. Ana dahulu cuma lihat dari bacaan al-Qur’annya yang bagus serta dia begitu melindungi sholatnya itu saja tidak lebih. Jadi beberapa akhawat yang belum menikah… apa yg menghambat anda untuk menikah muda? Apa lantaran lihat pendapatan materi dari ikhwan yang menghalaginya?

*Seorang ibu yang bercerita cerita cintanya
*Dengan sedikit pergantian tanpa ada kurangi isi

Ya seperti kata, tata langkah melamar calon istri kan telah banyak. Mudah-mudahan dari membaca cerita diatas, jadi lebih ide istri melamar suami. Anjuran kami, lamarlah suami shalihah yang telah benar benar dipelajari latar belakangnya, dapat di-investigasi dahulu lihat ke beberapa rekannya dengan cara sembunyi – sembunyi. Berikan lamaran dengan tata cara yg tidak mengundang fitnah syetan juga. Mudah-mudahan sukses ya.